Sang mentari
mulai temggelam di ufuk barat. Itu suatu pertanda bahwa tugasnya telah
berakhir. Langit mulai dihiasi oleh kiasan berwarna jingga. Seiring datangnya
warna gelap yang menyelimuti langit biru, kiasan berwarna jingga perlahan menghilang.
Awan hitam datang berarak-arak menutupi indahnya malam. Kecantikan malam semakin
memudar.
Aku duduk di sini. Di bawah langit yang
semakin kelam. Aku menunggumu. Menunggu bintang yang engkau janjikan. Bintang
yang bersinar terang. Tapi tak satupun bintang yang tampak di sini. Yang ada hanyalah
sepi. Begitu sepi sesepi hatiku. Gelap segelap rasa yang ada di dalam jiwaku.
Rintihan kerinduan begitu menyayat.
Rembulan yang
biasanya menghiasi indahnya malam tak jua ada di atas sini. Yang ada hanyalah
gelap. Kecantikan wajah sang rembulan tak tampak karena dihalangi oleh gumpalan
awan hitam. Wajah cantik sang rembulan yang anggun menjadi murung dan sedih. Dia
sangat kecewa. Seperti kekecewaan dalam hatiku. Sejak senja
dia sudah bersolek dan ingin menampakan wajah cantiknya, tapi awan gelap
menghalanginya.
Aku masih di
sini. Tetap menunggu hingga larutpun tiba. Tapi bintang yang kau janjikan tak
jua datang. Yang ada hanya rintihan binatang malam yang kedinginan. Seperti
rintihan dalam hatiku yang menunggumu dalam kesepian.
Teman malamku
pun mulai berdatangan. Hembusan angin malam mendayu-dayu. Melantunkan lagu kerinduan.
Membisik syair-syair kesedihan. Seolah-olah mengiris hati yang kesepian. Rasa dinginnya
begitu menusuk di kalbu.
Malam semakin
larut. Aku tetap di sini, tapi bintang yang kau janjikan tak jua datang. Rasa benci
dan rindu mulai datang menyelimuti hatiku. Dua rasa ini bak dua mata pisau yang
sama tajamnya menusuk ke dalam dadaku. Begitu perih. Begitu pedih. Tapi kau tak
pernah peduli.
Gerimis mulai
turun. Menyapu debu-debu di atas dedaunan. Aku segera mencari tempat untuk
berteduh. Tapi aku tak jua menyerah. Aku berharap setelah hujan reda, bintang
yang kau janjikan akan muncul di atas sana.
Hujan semakin
deras. Sederas air mata yang meleleh di pipiku. Tapi engkau tak pernah tahu.
Apa yang terjadi di sini. Aku tetap menunggu hingga malampun berakhir. Bintang
yang kau janji tak pernah datang. Hanya air mata yang menjadi saksi kepedihan
hati ini.
Label:
Cerpen